Rabu Pon, 27 November 2024
Ketika membangun rumah dua tahun lalu, Bowo (bukan nama asli) , seorang pengusaha muda di Jakarta, memasang banyak jendela. “Biar sinar matahari dan udara gampang masuk.” Demikian alasannya waktu itu. Benar saja, ditambah halaman luas dan rimbunnya berbagai tanaman, hunian pria 37 tahun itu terlihat asri dan nyaman. Siapa saja yang memasuki rumahnya, akan betah berlama-lama. Namun, kesejukan dan kenyamanan tersebut hanya terjadi pada rumahnya saja. Kehidupan Bowo sendiri malah menjadi panas, nggak karu-karuan. Rumah-tangganya yang dulu tenteram, mendadak dipenuhi perbedaan pendapat yang berujung pada pertengkaran. Tidak hanya itu, kesehatan lelaki muda ini juga mulai menurun. Lebih parah lagi, usaha garmen yang dulu maju, sekarang mulai tersendat. Banyak relasi yang membatalkan kerja sama dengannya.
Dari pandangan fengshui, apa yang dialami Bowo bisa jadi disebabkan oleh jendela-jendela yang banyak terpasang di rumahnya. Menurut fengshui, jendela yang terlalu banyak akan mengurangi keharmonisan rumah tangga, juga menganggu kesehatan dan menjauhkan rejeki. Untuk itu, Iebih baik apabila memasang jendela hanya didasarkan kebutuhan saja, atau sesuai dengan proporsional rumah.
Jendela memang berpengaruh besar terhadap tiga hal penting dalam hidup manusia tersebut. Selain jumlah, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan ketika memasangjendela. Hal-hal tersebut adalah :
- Ukuran
- Model
- Bahan
- Warna
Ukuran dan Bentuk Sebuah jendela, menurut pakar fengshui Suhu Yusuf Bingo Tanuwijaya, tidak boleh sama atau lebih besar dari pintu utama. Sebaliknya, jendela juga tidak boleh terlalu kecil dibanding pintu. Ukuran idealnya, dua pertiga dari besar pintu rumah. Jendela yang terlalu kecil, akan menghambat datangnya rejeki dan mengganggu keharmonisan rumah-tangga. Sedang bila terlalu besar, akan mengundang energi-energi negatif, biasanya dalam bentuk penyakit, ke dalam rumah.
Dalam aturan tersebut, bila jendela berada di samping pintu, sisi atasnya harus sejajar horisontal dengan sisi atas pintu. Sepertiga bawahnya adalah dinding. Dengan letak jendela dan pintu seperti ini, bila diatas pintu diberi angin-angin, atas jendela pun harus diberi angin-angin. Tentu tetap harus sejajar horisontal sisi atasnya.
Pada rumah bertingkat,jendela yang ada di setiap lantai atau tingkat, besarnya harus sama satu dengan yang lain. Jendela di lantai satu misalnya, harus sama dengan jendela di lantai dua dan tiga. "Jendela di rumah bertingkat harus sama besar. Kalau tidak, rejeki akan mudah keluar atau pergi," jelas suhu yang tinggal di kawasan Nginden, Surabaya tersebut. Meski ukurannya sama, jendela-jendela rumah bertingkat bagian depan, secara vertikal sebaiknya tidak sama. Jendela di lantai atas sebaiknya lebih menjorok ke dalam, mengikuti lantai dan dinding, dibanding jendela dibawahnya.
Model atau bentuk jendela, menurut Suhu Bingo, tergantung selera pemilik rumah. Namun jendela bermotif sebaiknya dihindari. Lebih membawa manfaat bila model polos. Jendela bermotif cenderung membawa masalah atau kesusahan ke dalam rumah. Bentuk jendela melengkung, atau seperti huruf U terbalik, sebaiknya juga dihindari, karena model seperti ini mirip nisan kuburan. Tidak baik karena akan membawa hawa kematian.
Bahan dan warna jendela agar membawa pengaruh baik ke dalam rumah juga harus diperhatikan entah itu logam, kayu, atau kaca. Pemilihan bahan harusnya disesuaikan dengan elemen shio si penghuni rumah. lni menjadi keharusan agar energi yang dikeluarkan jendela dan energi dari elemen si penghuni terjadi keseimbangan, tidak saling mengalahkan.
Dari lima elemen; air, tanah, kayu, logam, dan api, elemen air dan tanah yang harus paling diperhatikan. Artinya, bila si pemilik rumah mempunyai elemen air atau tanah, sebaiknya jangan terlalu banyak unsur kayu di dalam rumah, termasuk jendelanya. Kayu yang terlalu banyak akan menghisap habis energi air dan tanah. Bila hal ini terjadi, berbagai keberuntungan yang seharusnya hinggap kepadanya, akan melayang tersedot energi yang dibawa jendela. Menurut Suhu Bingo, selain dua elemen tersebut, tidak ada masalah. Penghuni rumah yang ber-elemen shio logam, api, dan kayu, bisa memasang jendela dengan bahan apapun, termasuk kayu.
Elemen shio penghuni rumah juga berpengaruh pada warna jendela yang dipilih. Bagi yang mempunyai elemen logam, sebaiknya tidak mewarnai jendelanya dengan warna merah. Energi yang dibawa warna api ini akan meluluhkan energi logam. Bagi yang ber-elemen air, warna coklat, hijau, dan abu-abu, jangan sekali-kali digunakan untuk mewarnai jendela. Coklat atau hijau sebagai lambang kayu, dan abu-abu sebagai lambang tanah, bisa menyerap semua energi yang dimiliki air.
Hal yang samajuga harus dilakukan oleh yang berelemen kayu. Mereka sebaiknya tidak mewarnai jendelanya dengan warna merah dan putih. Merah dari unsur api dan putih unsur logam, akan membuat kayu terbakar dan rusak. Elemen api sendiri jangan memperindah jendelanya dengan warna biru dan hitam. Warna lambang air ini akan membuatnya padam. Jendela warna biru juga harus dihindari oleh mereka yang mempunyai elemen shio tanah, selain juga warna coklat sebagai lambang elemen kayu. Sama dengan ketika memilih bahan jendela, pelanggaran aturan-aturan warna jendela tersebut juga akan membuat berbagai keberuntungan yang seharusnya hinggap kepadanya, melayang tersedot energi yang dibawa jendela.