Rabu Pon, 27 November 2024
Alhamdulillah, setelah sukses bermain investasi dan bursa saham di jakarta, aku pindah menetap di hongkong. Dengan sebagian uang deposito di bank Top One, aku membeli rumah di tepi selat victoria, apartemen kelas satu koowloon, Hongkong dengan nilai Rp.237 milyar.
Lain dari itu, aku beli lambhorgini, ferrari dan Jeep Rubicon untuk bersantai di saat liburan. Juga sebuah Yacht mewah berharga Rp 1,2 milyar di Teopchiauw untuk memancing. Ya aku hobi memancing di laut lepas, bahkan beberapa kali menjadi juara lomba memancing ikan marlin. Beruntung pula, aku dapat membeli sebuah apartemen Kingstone House di daerah Cheongshawan dekat jembatan
layang Lung Cheung, Kowloon, yang aku sewakan ke para pekerja asal Inggris yang bermukim di Koowloon.
Aku menemukan pengalaman yang super menegangkan sekaligus tak terlupakan seumur hidupku. Ya, aku jatuh cinta dengan teman dekat istriku, yang cantik jelita, yang ternyata sudah menjadi hantu. Wanita jelita itu sudan meninggal beberapa saat lalu dan maujud lagi menemui diriku.
Begini ceritanya...
Aku tinggal sendirian di Hongkong, walau umurku menjelang setengah abad. Pada hari Jumat Kliwon, 22 Januari 2010, istriku, Yenny Maharani, meninggal dunia secara mengenaskan. Istriku wafat dalam tragedi kecelakaan pesawat Jumbo Jet Russian RA 342 DJ, satu rnaskapaiairline di dekat Kiev, Ukraina, wilayah pecahan Uni Sovyet di Eropa Timur. Kala itu Yenny Maharani pergi
mengunjungi keponakannya, Sisca Aryanti, yang mengambil pendidikan Sastra Rusia. Anak tunggal kami pun, Emma Febriyana, 5 tahun, masih duduk di sekolah TK Jakarta, wafat pula bersama ibunya dalam tragedi lalulintas udara itu. 7 Musibah mengerikan itu menjadikan aku nyaris patan semangat daiam hidup.
Tapi untunglan, Kyai Haji Tubagus Surya Al Imron teman kecilku di Pandeglang, Banten, memberikan nasehat-nasehat bersifat membesarkan hati serta semangatku, hingga aku batal bunuh diri. Bahkan, kyai ku yang baik hati ini juga memperkenalkan aku pada muridnya, Ratu Anna Suryakusumah, seorang pialang investasi saham di Arjuna Sastra Kusumah, yang akhirnya memperkenalkan aku dengan hiruk pikuk dunia bursa investasi serta dunia bursa efek di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan.
Ratu Anna yang gesit dan cekatan, punya indera ke enam yang tajam dalam bermain investasi dan bursa saham. Pada saat saham turun dia beli secara besar-besaran, pada saat naik, dia menjual pula secara besar-besaran. Margin yang didapatnya luar biasa, dalam satu bulan, dia meraup untung sampai 678 milyar bahkan lebih.
Melihat aku yang menderita ditinggal mati orang-orang yang aku cinta dan pernah mau menghabisi hidup, Ratu Anna membongkar rahasia sebagian ilmunya kepadaku. Termasuk mengasah indera ke enam ku agar tajam melihat trend naik turun dari pergerakan saham. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allan Azza Wajalla via tangan Ratu Anna, akhirnya aku menjadi pakar investasi dan bertualang di bursa saham. Kebaikan Ratu Anna ternyata bukan hanya sekadar mendidik aku ilmu bermain investasi dan saham, tapi juga memberikan aku modal pertama uang milyaran untuk ditanamkan dijasa investasi dan bursa Indonesia. Daiam waktu tiga hari, uang pinjaman bermilyar darinya itu, menjadi berlipat ganda dan aku langsung jadi kaya raya, alhamdulillah.
Keuntungan itu terus kupacu, aku putar di investasi hingga berhasil daiam jumlah trilyunan. Namun karena keadaan pasar yang tidak kondusif, jasa investasiku menimbulkan masalah. Aku terkena teguran Otoritas Jasa Keuangan, OJK, karena koperasi yang aku bangun, melenceng menjadi usaha investasi dan dianggap bodong. Pinak koperasi pun marah dan aku mendapatkan peringatan keras dari OJK dan Kementerian Koperasi Republik Indonesia. Karena terguncang kehilangan Rp 26 milyar daiam satu hari, aku pamit pada Ratu Anna dan Kiyai Tubagus Surya Al imran untuk istirahat ke Hongkong. Uang investasi semua aku selesaikan dengan nasabah dan aku pergi ke luar negeri.
Usaha investasi dan bursa aku tutup sementara dan bersantai, menenangkan pikiranku, dengan menikmati sisa hidupku di Hongkong. Tujuanku adalah, memulai hidup dengan santai dan tidak tegang lagi sebagaimana saat aku tinggal di Jakarta. Pada saat pesawat China Airlines yang kutumpangi mendarat di bandara Kai tak, Hongkong aku menghadapi badai taipun. Itulah pesawat terakhir yang bisa mendarat. Sebab taipun bergolak akan sangat membahayakan penerbangan dan pesawat lain dialihkan ke bandara lain.
Udara setempat sedang tidak bersahabat. Angin taipun berhembus dahsyat dan beberapa pohon tumbang di halaman luar bandara. Ada perasaan gamang saat aku melintasi daerah taipun dengan taksi Black Car menuju kedutaan Indonesia di Caroline Mansion Kowloon. Saking kerasnya.angin taipun, beberapa kali taksi terseret dan nyaris menabrak pembatas jalan. Setelah bertemu Hidayat Ansari, saudara sepupuku di perwakilan Indonesia, aku pamit menuju hotel Peninsula. Setelah mandi-mandi aku pergi ke restoran tower yang berputar-putar The Peak Tower di tepi laut Hongkong Harbour. Dari kaca restoran berputar itu aku dapat melihat suasana sore yang sangat indah di selat Victoria.
Keindahan alam itu membuat aku teringat akan istri dan anakku yang telah mendahuluiku. Laut mengingatkan aku pada kenangan manis kami saat berlibur di Parangtritis, Yogyakarta. Saat itu kami benar-benar menikmati suasana hotel dan laut yang alami. Kami bermain ombak dan bermain pasir bersih dan halus di pantai Parang Endok yang anggun. Kenangan itu begitu membekas dan membuat gundah gulana bergelayut di hatiku. Karena penderitaan batin yang dalam, maka aku sempat berencana bunuh diri. Pikirku, waktu itu, biia aku mati, akan selesailah semua penderitaan di dunia. Tapi Kyai Tubagus mencegahku. Katanya, Tuhan tidak akan menerima arwah orang mati karena bunuh diri. Allah menciptakan otak, akal budi dan perasaan agar orang itu menggunakan kelebihan itu untuk kehidupan. Bila bunuh diri, orang tersebut artinya tidak bersyukur pada Allan dan Allah sangat murka pada orang yang gampang berputus asa.
"Kau pikir kau tenang di alam baka setelah kauhabisi nyawa sendiri yang meninggalkan derita di dunia? Bila kau mati bunuh diri, kau akan makin tersiksa di alam baka sana. Kau tidak diterima Allah dan hidup rohmu mengambang daiam siksaan kubur" imbuh Kyai Tubagus, kepadaku. Setelah menjalani beberapa saat usai rencana bunuh diri, barulah aku sadar bahwa apa yang dikatakan kiyai itu benar adanya.
Berkat mengikuti saran-saran kyaiku, maka aku pun bangkit dan sukses. Walau uang berlimpah, tapi terkadang siksaan batin tetap datangjuga menyergap di kala aku teringat akan istri dan anak-anakku yang tubuh mereka hancur lebur setelah pesawat jatuh di Kiev, Ukraina. Malam itu lamunan nun jauh pada istri dan anakku di Kiev. Terkadang muncul perasaan menyesai kenapa saat itu kuijinkan mereka oergi ke Rusia, Eropa Barat, tanpa aku. Seharusnya aku ikut dan mati bersama mereka yang aku sangat sayangi.
Maliam itu adalah malam Kamis legi. Kata kalangan spiritual Jawa, maiam itu adalah malam anggoro kasih. Malam penuh kasih sayang dan keindahan. Dari The Peak Tower, aku terus melamun hingga datang seorang perempuan cantik menyapaku. Aku tersentak dan sangat lama memandangnya. Rasanya aku tidak kenal wanita itu, tapi wajahnya cukup akrab di mataku. Artinya perempuan itu pernah aku jumpai sebelumnya. Penampilannya sangat fashionable. Dia memakai baju versace warna putih berkembang pink dan tas louis vuitton di bahu kanan. Wajahnya mirip sekali dengan istriku yang telah meninggal.
“Anda lupa pada teman baik istrimu saat di Institut Kesenian Jakarta? Pancingnya. Ya, aku ingat, dia Susi Zulkarnaen, anak Departemen Akting, yang banyak dipuja dan dikejar-kejar mahasiswa playboy karena kecantikannya. Secara naluriah aku menarik tangannya untuk duduk satu meja denganku. Lalu aku menyodorkan menu agar dia memilih makan dan minum.
Senja merangkak malam itu. Kuceritakan musibah yang menimpa istri dan anak tunggalku di Ukraina. Tapi kabarku itu tidak mengagetkan Susi karena dia sudah tahu bahwa istriku meninggai dari seorang teman di IKJ. Susi ikut berbeiasungkawa dan berkabung dalam-dalamnya atas wafatnya istri dan putriku. Susi ialu mengeluarkan foto-foto beberapa lembar dan menunjuka foto itu padaku. Foto yang dikeluarkannya itu ernyata foto yang belum pernah aku lihat sebelumnya, di mana Susi sedang berdua dengan istriku saat mereka jalan-jalan ke Senggigih, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Selama ini, sepeninggai istriku, jujur saja, aku tidak pernah bisa tertarik dengan seorang wanitapun. Jangankan sampai menikah, pacaran aja aku tidak pernah. Bahkan, berteman pun, tidak kuiakukan dengan wanita. Temanku semuanya pialang saham laki-glakii. Kecuali Ratu Anna. Bila ada pialang wanita yang berusaha mendekatiku, aku justru yang menghindari. Namun, karena keiembutan Susi, aku jadi tertarik dan merubah pikiranku ku sebagai pria normal.
Dengan wajah serius Susi Zulkarnaen mendengarkan ceritaku. Bahkan dari raut wajahnya kulihat dia terharu dan hanyut mendengar cerita kesetiaanku kepada istriku. Tidak terasa kami ngobrol di The Peak sampai pukui 20.30 waktu setempat. Laut Hongkong teriihat memerah-menguning karena lampu-lampu kapal dan lampu pelabuhan. Victoria Harbour nampak tidak pernah lengang dan lialu lintas laut terus padat walau malam semakin larut, ”Habis ini mau ke mana?" tanya Susi serius. Kukatakan aku akan pulang ke kapalku, saat ini sedang sandar di Jheung Chang Marine, pelabuhan kapal-kapai pesiar.
Yang membuat aku kaget, Susi mau ikut bersamaku ke kapal dan dia juga menggemari kapal Yacht untuk berkeliling ke Laut Cina Selatan. Keluar dari halaman The Peak, kami naik taksi ke Cheung Cheung. Udara malam itu cukup dingin karena sisa angin taipun di beberapa tempat. Sesampainya di Cheung Chang Marine, taksi berhenti pas di kapal yacht dengan tulisan Indonesian Marine.
Kapal pun kupacu menuju Laut Cina Selatan, kami meminum anggur putih dan beberapa potong roti dari lemari pendingin. Setengah sadar akhirnya kami bermesraan pada malam itu.
Saat ditengah lautan, mesin dan lampu kapal padam hingga akhirnya itu membuatku tersadar bahwa yang ku peluk adalah tengkorak manusia. Susi Zulkarnaen ternyata bukan manusia biasa. Tapi terngkorak yang menyamar Susi yang cantik jelita. Namu, setelah lampu menyala, Susi dan tengkorak itu sudah tak ada. Arkian, susi raib dan kapalpun aku pacu kembali ke dermaga.
Belakangan aku mendapatkan info, ternyata Susi Zulkarnaen telah meninggal dunia di Taipei. Dia mati Karena kecelakaan lalu lintas di Taiwan. Mayatnya ditemukan daiam jurang dan setelah menjadi tengkorak. Beberapa bulan setelah mobilnya jatuh ke jurang, baru ketahuan dan tubuhnya sudah menjadi tulang belulang. Ini artinya, Susi yang cantik, Susi yang baik, telah menjadi hantu. Yang membuatku bingung adalah mengapa hantunya justru datang di saat aku di hongkong disaat ditinggal mati istriku.
Kata kyai Tubagus, bisa di dalam hidup bertemu hantu tengkorak, seseorang akan menderita kesialan hidup sehingga solusinya adalah perlu melakukan ruwatan. Namun saran kyai aku abaikan sehingga yang terjadi kemudian adalah aku benar-benar apes atau sial terus menerus. Usahaku bangkrut, apartemen ku terbakar padahal apartemen tersebut tidak aku asuransikan. Akhirnya semua mobil dan kapal pesiar aku jual dan kembali ke indonesia dalam keadaan miskin.
Saat miskin itulah aku akhirnya menjadi gembel setengah gila dengan pakaian compang camping pergi menuju tempat yang tidak jelas hingga akhirnya kyai ku menemukanku dan mengajaknya ke rumah beliau lalu diobati. Aku secara rutin diruwat dengan mandi doa dan hingga akhirnya aku bisa normal kembali. Semoga Allah melancarkan kembali jalanku agar bisa bangkit kembali.