Rabu Pon, 27 November 2024


Mengenal Kehebatan dan Kesaktian Datu Sanggul


datu sanggul

Bagi masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, nama Datu Sanggul sangat melegenda. Namun tidak banyak yang tahu kehebatan dan sepak terjang ulama kharismatik nan sakti itu.

Suatu ketika terjadi banjir besar di daerah Tatakan, Banjar, Kalimantan Selatan. Seorang laki-laki bertubuh kurus hendak mengambil air wudhu, entah terpeleset atau sebab lain, tiba-tiba tubuhnya hilang ditelan air bah. Warga yang menyaksikan hal itu sontak panik. Namun sebelum mereka bergerak untuk menyelamatkan, secara ajaib kakek itu rnuncul dari dalam air dengan baju dan tubuh tetap kering! Warga pun keheranan, Namun, kakek tua tidak menghiraukan seribu tatapan warga yang keheranan; Beliau melanjutkan langkahnya menuju masjid untuk menjalankan sholat jumat. Di lain waktu, masyarakat juga  menyaksikan tubuh Datu Sanggul melayang dan hilang. Demikian juga soal kuburannya yang berpindah-pindah. Kakek itu tidak lain adalah Datu Sanggul.

Beliau menghabiskan waktunya sehari-hari untuk mengajar Ilmu Ketuhanan dan memberi nasihat kepada umat serta dihabiskan untuk kepentingan dakwah dan menyebarkan agama. Adapun garis besar ajaran Datu Sanggul seperti Syair dibawah yang berasal dari Datu Sanggul sekitar abad ke 18 Masehi bernama "Syair Saraba Ampat" mengisyaratkan kedalaman pengetahuan dengan gaya bahasa daerah menurut zamannya. Syair yang dalam mengenai ilmu Ketuhanan itu cenderung untuk mengakui bahwa syair itu dari beliau. Dikisahkan, bahwa bila beliau menginginkan binatang buruan untuk makanan anak kampung beliau cukup "Menyanggul" maka datangnya binatang buruan yang menyerahkan dirinya sebagai korban, sambii bersenandung dengan syair-syair Ketuhanan. 

Syair ini berbahasa Melayu Banjar. Syair Saraba Ampat sebagai berikut :

  1. Allah jadikan saraba ambat Syariat thoriqot hakikat makrifat manjadi satu didalam kholwat rasa nyamannya tiada tersurat.
  2. Huruf Allah ampat banyaknya Alif i‘tibar dari pada Dzatrnya Lam awal dan akhir sifat dan Asmanya Ha isyarat dari afalnya
  3. Jibril, Mikail Malaikat mulia syarat sifat Jalal dan Jamal lzrail, lsrafila rupa pasanganya l‘tibar sifat Qohar dan Karnal.
  4. Jabar Ail asal katanya bahasa suryani asal mulanya Kebesaran Alloh itu artinya.
  5. Nur Muhamamad barmula nyata Asal jadi alama semesta saumpama api dengan panasnya itulah Muhammad dengan Tuhannya.
  6. Api dan banyu tanah dan hawa ituiah dia alam dunia manjadi awak barupa-rupa Tulang sungsum daging dan darah.
  7. Manusia lahir di alam insan, di alam ajsam ampat bakawan si tubaniyah dan tambuniyah uriyah lawan sicamariyah.
  8. Rasa dan akal, daya dan nafsu di dalam raga nyata basatu Aku meliputi segala liku matan hujung rambut ka hujung kuku.
  9. Tubuh dan hati nyawa rahasia satu. yang dzohir amat nyatanya tiga yang batin pasti adanya Alam Soghir gitu sabutnya.
  10.  Mani manikam madi dan madzi titis manitis jadi manjadisi Anak Adam balaksa kati hanya yang tahu Allahu Rabbi.
  11. Kaampat-ampatnya kada tapisah datang dan bulik kapada Allah asalnya awak dari pada tanah asalpun tanah sudah disyarah.
  12. Dadalang Simpur barmain wayang. Wayang asalnya sikulit kijang Agung dan sarun babun dikacang Kaler di pasang diatas gadang Wayang artinya si bayang-bayang. 
  13. Antara kadap si lawan tarang. Semua majaz harus dipandang Simpur balakun hanya saorang.
  14. Samar, Bagung si Nalagaring. Si Jambulita suara nyaring Ampat isyarata amatlah panting Siapa hendak mencari hening.

Siapa sebenarnya Datu Sanggul ?


Baca juga :

Menurut riwayat, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari pernah bertemu dengan Datu Sanggul sewaktu masih menuntut ilmu di Mekkah. Dalam beberapa Kali pertemuan tersebut, keduanya kemudian sharing dan diskusi masalah ilmu ketuhanan. Hasil dan diskusi mereka tersebut kemudian ditulis dalam sebuah kitab yang oleh orang Banjar dinamakan kitab Barencong. Berdasarkan tutur lisan yang berkembang dalam masyarakat dan beberapa catatan dan beberapa orang penulis buku, sepengetahuan penulis, setidaknya ada tiga versi yang menjelaskan tentang sosok dan kiprah Datu Sanggul. 

Versi Pertama menyatakana bahwa Datu Sanggul adalah putra asli Banjar. Kehadirannya menjadi penting dan lebih dikenal sejarah lewat lisan dan berita Syekh Muhammad Arsyad yang bertemu dengannya ketika beliau masih belajar di Mekkah. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Datu Sanggul pernah berbagi ilmu dengan Syekh Muhammad Arsyad dan rnelahirkan satu kitab yang disebut dengan kitab Barenc0ng yang isinya menguraikan tentang ilmu tasawuf atau rahasia-rahasia ketuhanan dan sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan serta diragukan keberadaannya, Karena tidak pernah ditemukan naskahnya. 

Namun walaupun demikian pengertian dan kitab Barencong itu sendiri dapat kita tinjau dan pahami dari dua sisi, yakni pemahaman secara tersurat dan secara tersirat. Secara tersurat boleh jadiu kitab tersebut memang ada, berbentuk seperti umumnya sebuah buku dan ditulis bersama sebagai suatu konsensus keilmuan oleh Syekh Muhammad Arsyad dan Datu Sanggul. Hal ihi mehggambarkan adanya pengakuan dari Syekh Muhammad Arsyad akanma ketinggian ilmu tasawuf Datu Sanggul. Kemudian secara tersirat dapat pula dipahami bahwa maksud kitab Barencaong tersebut adalah simbmol dari pemahaman ketuhanan Syekh Muhammad Arsyad yang mendasarkan tasawufnya dari langit turun ke bumi dan simbol pemahamanan tasawuf Datu Sanggul dari bumi naik ke langit. Maksudnya kalau Syekh Muhamamad Arsyad belajar ilmu ketuhanan dan tasawuf berdasarkana ayat-ayat Alquran yang telah adiwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan tergambar dalam Shirah hidup beliau, sahabat dan orang-orahg sholeh sedangkan

Datu Sanggul mengenal hakikat Tuhan berdasarkan apa-apa yang telah diciptakan-Nya (alam), sehingga dari pemamahaman terhadap alam itulah menyampaikannya kepada kebenaran sejati yakni Allah, karena memang pada alam dan bahkan panda diri manusia terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi mereka yang  mentafakurinya. Dengan Kata lain ilmu tasawuf Datu Sanggul adalah ilmu laduni yang telah dikaruniakan oleh Allah kepadanya. Karena itulah orang yang ingin mempelajari ilmu tasawuf pada dasarnya harus menggabungkan dua sumber acuan pokok, yakni berdasarkan wahyu (qauliyah) dan berdasarkan ayat-ayatNya “tanda-tanc1a"* (qauniyah) yang terpampang jelas pada alam atau makhluk ciptaanNya.

Versi Kedua, menurut Zafri Zamzam (1974) Datu Sanggul yang dikenal pula sebagai Datu Muning adalah ulama yang aktif berdyakwah di daerah bagian selatan Banjarmasin (Rantau dan sekitarnya), beliau giat mengusahakan/memberi tiang-tiang kayu besi bagi orang-orang yang mendirikan masjid, sehingga pokok kayu ulin besar bekas tebangan Datu Sanggul di Kamdpung Pungguh (Kabupaten Barito Utara) dan pancangan tiang ulin di pedalaman Kampung Dayak Batung (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) serta makam beliau yang panjang di Kampung Tatakan (Kabupaten Tapin) masih dikenal hingga sekarang.

Salah safu karya spektakularnya yang masih dikanang hingga kini adalah membuat tatakan kayu menjadi soko guru masjid desa Tatakan, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Sunan Kalijaga ketika membuat soko guru dari tatakan kayu untuk masjid Demak. Tidak ada yang tahu siapa nama asli tokoh ini, sabutan Datu Sanggula adalah nama yang diberikan oleh Syekh Muhammad Arsya ketika beliau menjawab tidak memakai ilmu atau bacaan tertentu, kecuali ”hanya menjaga keluar masuknya nafas, kapan ia masuk dan kapan ia keluar“, sehingga dapat secara rutin pulang pergi sholat ke Masjidilr Haram dsetiap hari Jumat.

Versi ketiga, herdasarkan buku yang disusun oleh H.M. Marwan (2000) ménjerlaskan bahwa nama asli Datu Sanggul adalah Syekh Abdus Samad, ia berasal dari Aceh (versi lain menyebutkan dari Hadramaut dan dari Palembang). Sebelumnya Datu sanggu sudah menuntut ilmu di Banten dan di Palembang, ia menjadi murid ketigra dari Datu Sunan yang merupakan mahaguru para datu yang ahli agama dan mendalami ilmu Tasawuf asal Pantai Jati Munggu Karikil, Muning Tatakan Rantau. Informasi lain yang barkembang juga ada yang menyatakan bahwa nama asli Datu Sanggul adalah Ahmad Sirajul Huda atau Syekh Jalil. Datu Sanggul atau Syekh Abdus Samad satu-satunya murid yang dipercaya oleh Datu Suban untuk menerima kitab yangg terkenal dengan sebutan kitab Barincong, beliau juga dianggap rnemilikyi ilmu kewalian, sehingga teristimewa di antara ketiga belas orang murid Datu Suban.

Datu Sanggul lebih muda wafat; yakni di tahun pertama kedatangan Syekh Muhammad Arsyad di Tanah Banjar. Berkat keterangan Syekh Muhammad Arsyad-lah identitas kealiman dan ketinggian ilmu datu Sanggul terkuak serta diketahui oleh masyarakat luas, sehingga mereka yang asalnya meenganggap "Sang Datu" sebagai orang yang tidak pernah shalat Jumat sehingga tidak layak untuk dimandikan, pada akhirnya berbalik menjadi hormat setelah diberitakan oleh Syekh Muhammad Arsyad perihal sosok Datu Sanggul yang sebenarnya.





WARANGKA

Atau sarung keris kebanyakan terbuat dari kayu yang berserat dan bertekstur indah. Namun di beberapa daerah ada juga warangka keris yang dibuat dari gading, tanduk kerbau, dan bahkan dari fosil binatang purba. Warangka keris selalu dibuat indah dan sering kali juga mewah. Itulah sebabnya, warangka juga dapat digunakan untuk memperlihatkan status sosial ekonomi pemiliknya. Bentuk warangka keris berbeda antara satu daerah dengan lainnya. Bahkan pada satu daerah seringkali terdapat beberapa macam bentuk warangka. Perbedaan bentuk warangka ini membuat orang mudah membedakan, sekaligus mengenali keris-keris yang berasal dari Bali, Palembang, Riau, Madura, Jawa, Bugis, Bima, atau Malaysia.

CLEIDOMANCY

Metode ramalan yang menggunakan sebuah kunci yang digantung dengan benang, kunci itu dipegang dengan ibu jari dan telunjuk. Kunci itu diturunkan di dalam gelas, ketika kunci menyentuh sisi gelas; menyentuh 1 kali berarti jawaban "ya" dan jika 2 kali berarti "tidak".




RAMALAN


Grup Telegram Dunia Gaib

belajar metafisika