Rabu Pon, 27 November 2024
Perekonomian dinegara berkembang maupun dinegara maju acapkali pasang surut, membuat dunia usaha semakin seret. Usaha-usaha yang tergolong besar pun terkena imbasnya. Tak sedikit pabrik-pabrik yang harus gulung tikar karena tidak mampu lagi menopang ongkos produksinya. Sedang barang yang dilempar di pasaran, belum tentu laku karena rendahnya daya beli masyarakat.
Pabrik-pabrik dan usaha besar lainnya yang terpaksa tutup tersebut otomatis akan memberhentikan para pekerjanya. Untuk mempertahankan hidup, korban-korban PHK ini kebanyakan membuka usaha dagang, meski kecil-kecilan, berdasar kemampuan. Namun masalah tidak berhenti disitu. Usaha dagang yang dirintis belum tentu berhasil. Dagangannya tidak laku atau kurang laris. Persaingan yang semakin ketat menjadi penyebabnya.
Terus, apa solusinya agar dagangan tetep laris di tengah ketatnya persaingan? Bila segala usaha telah dicoba, namun tidak berhasil, faktor faktor fengshui perlu diperhatikan. Menurut metode fengshui, orang yang ingin berdagang, apapun dagangannya, harus melihat tanggal, bulan, tahun, dan jam kelahirannya. Dari empat hal ini bisa dipastikan usaha atau dagang apa yang cocok bagi dirinya. Bila harus melakukan ciswak atau sarana untuk melancarkan usaha, sedapat mungkin ada keseimbangan antara ciswak kelancaran usaha tersebut dengan pemilik, dan pengelola usaha. Pengelola dimasukkan karena belum tentu sebuah usaha, meski berskala menangah ke bawah, dijalankan langsung oleh pemiliknya. Tempat usaha juga harus dilihat dalam keseimbangan ini.
Untuk pemilik dan pengelola dagang, yang harus diseimbangkan tentu shio dan weton sesuai katentuan di atas. Masing-masing shio dan weton, mempunyai ciswaknya sendiri-sendiri. Berkonsultasi dengan pakar atau orang yang ahli dalam masalah fengshui agar bisa menjelaskan ciswak apa yang paling cocok untuk setiap shio atau wetonnya. Sedang untuk tempat usaha, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, tanah yang ditempati untuk tempat dagang tersebut baik atau tidak. Mengandung hawa jahat atau tidak.
Berkaitan dengan tempat usaha, arah hadapnya juga perlu diperhatikan. Termasuk arah hadap rumah tinggal, toko atau tempat dagang, dan meja kerjanya. Arah hadap tiga hal ini berpengaruh terhadap maju atau tidaknya usaha yang akan atau sedang dirintis. Untuk mengetahui arah hadap mana yang cocok, kembali lagi harus melihat tanggal, bulan, tahun, dan jam kelahiran.
Bukan hanya bagi pemilik usaha, namun juga harus seimbang dan cocok dengan pengelolanya. Yang tak kalah penting diperhatikan adalah tata ruangnya, sudah pas atau belum, karena ini menjadi inti fengshui itu sendiri.
Sarang Lebah
Pakar fengshui, Suhu Bingojuga menawarkan solusi yang bisa dirumuskan dari mata batin. Maksudnya, akurat atau tidakjalan keluar ini, tergantung pada keahlian, kesungguhan, kepiawaian, dan kejujuran, orang yang dimintai solusi atau penasehat spiritualnya. Untuk pedagang atau pebisnis menengah ke bawah, Suhu Bingo sendiri mempunyai beberapa solusi atau ciswak. Solusi ini tergolong sederhana dan mudah dilakukan karena sarananya sudah disediakan oleh alam.
Namun sekali lagi, ini hanya berlaku untuk bisnis dagang menengah ke bawah. “Untuk menengah ke atas ciswak atau srono-nya, harus ciswak khusus karena beberapa faktor,” kata Suhu yang tinggal di kawasan Nginden lntan, Surabaya ini. Faktor-faktor tersebut, antara lain, sumber daya manusia-nya. Biasanya dalam perusahaan besar, pemilik dan pengelolanya, dikuasai atau dijalankan oleh banyak orang. Otomatis ada banyak pikiran dan keyakinan yang berbeda dalam menjalankan usaha tersebut.
Sehingga untuk melakukan ciswak harus secara khusus, disesuaikan dengan masing-masing perbedaan itu. Ciswak atau srono untuk ménengah ke bawah yang sarananya sudah disediakan oleh nlam tersebut antara lain; memanfaatkan sarang tnwon atau lebah, magnit, padi, dan pasir laut. Namun sebelum memanfaatkan benda-benda tersebut, yang utama adalah melakukan selamatan sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing, selamatan ini dilakukan sekali dalam setahun.
Sarang lebah yang dimaksud adalah sarang lebah madu. Bila disimpan di dalam rumah, sarang yang berbentuk lubang-lubang segi enam ini, bisa mendatangkan banyak rejeki. Hidup selalu dalam kecukupan. Bila yang memiliki pedagang, barang dagangannya senantiasa laku, laris manis jadi rebutan pembeli. Namun yang bisa dimanfaatkan untuk itu adalah sarang lebah madu yang lebahnya datang sendiri membangun sarang di salah satu pohon atau sudut rumah orang yang bersangkutan. Sarang tawon dari hasil beli, tidak berlaku. Suatu saat, ketika gerombolan lebah itu pergi, sarangnya diambil. Sarang yang biasanya masih dipenuhi madu ini, kemudian ditempatkan dalam sebuah wadah, tuperwear misalnya, dan disimpan di dalam rumah.
Magnit
Srono selanjutnya adalah magnit. Caranya sangat mudah, cukup memiliki besi yang oleh orang Jawa disebut wesi sembrani ini sebanyak 2 buah. Terserah bagaimana bentuk atau modelnya. Sama seperti sarang lebah, magnit yang mempunyai daya menarik benda-benda yang mengandung besi ini, juga mempunyai khasiat menarik rejeki.
Padi
Padi juga bisa digunakan. Sebagai salah satu makanan pokok, makna yang dikandungnya sangat besar. Membawa kemakmuran, menarik datangnya rejeki, dan membuat laris dagangan bagi kaum pedagang. Caranya, sebanyak 27 atau 36 tangkai padi yang sudah menguning, jenis apapun, diikat menjadi satu.Angka 27 atau 36 bermakna sembilan bila dijumlahkan, angka yang tertinggi. Padi yang sudah terikat tersebut kemudian digantung di tempat yang aman di dalam rumah, aman dari jangkauan tikus misalnya. Sampai kapanpun, meski sampai rontok, khasiat yang dikeluarkannya akan tetap ada. Jadi, meski sudah rontok sekalipun, tidak perlu diganti dengan yang baru. Yang terakhir adalah pasir laut. Jumlahnya sebanyak 7 sendok makan yang diambil dari dalam laut. Bukan dari pantai, karena biasanya pasir-pasir di lokasi ini sudah bercampur dengan pecahan-pecahan kulit kerang. 7 sendok pasir tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah semacam guci, dan diberi uang logam, pecahan berapapun, sebanyak 7 keping. Angka 7 mempunyai makna pertolongan (bahasa Jawa pitu=pitulungan atau pertolongan).
Angka ini juga menunjukkan berbagai hal di dunia yang berjumlah 7, seperti 7 samudera, 7 keajaiban dunia, 7 hari, dan lain-lain. Selain benda-benda di atas, menurut Suhu Bingo, sebuah ritual juga perlu dilakukan untuk melariskan dagangan. Ritual ini biasa disebut ritual “buka tutup” yang bisa dilakukan tiap hari. Ketika membuka toko, si pemilik membuang gula batu yang sudah dikulum beberapa saat di depan pintu toko. Kemajuan dan larisnya usaha, menjadi tujuan ritual buka ini. Demikian juga waktu menutup toko. Sejumput garam dapur dibuang dengan harapan usahanya terhindar dari hawa jahat.