Rabu Pon, 27 November 2024
Ratu siluman babi ini merupakan penguasa gaib sebuah bukit kecil bernama Si Kambang, yang ada di wilayah Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jateng. Si Kambang, meski hanyalah perbukitan kecil, namun keberadaannya sangatlah dikeramatkan hingga kini.
Legenda setempat menyebutkan, konon munculnya bukit ini terjadi ketika terjadi pertempuran antara Hanoman dan Rahwana. Kala itu Hanoman berniat menimbun Rahwana dengan menjebol sebuah gunung. Nah, ketika gunung ini dibawa terbang, ada sebagian yang berjatuhan. Salah satunya menjadi bukit Si Kambang ini. Disebut dengan Si Kambang, karena saat serpihan gunung ini jatuh, daerah tersebut merupakan rawa-rawa, sehingga terlihat seperti mengambang di air.
Meski luas bukit Si Kambang tak seberapa, namun tak sembarangan orang berani menaiki bukit ini. Sejak jaman dulu, bukti Si Kambang memang dikenal sebagai tempat untuk mencari pesugihan. Masyarakat menyebutnya dengan sebutan pesugihan Putri Celeng. Disebut demikian, karena yang dipuja para penganut pesugihan ini, seorang ratu siluman babi.
"Dia itu penguasa gaib bukit Si Kambang ini. Dia bersemayam di sebuah goa gaib bernama Si Golo-golo," papar Mbah Karyo Wijoyo(70), si juru kunci bukit Si Kambang.
Pesugihah dengan memuja ratu siluman babi penguasa bukit Si Kambang ini bisa terlaksana, karena terjadinya persekutuan gaib antara ratu siluman babi sebagai pemberi kekayaan, dan manusia sebagai pemujanya. Adanya pesugihan bukit Si Kambang ini, bermula dari kisah perjalanan ratu siluman babi itu sendiri. Kisah ini sendiri terjadi, ratusan tahun silam, tepatnya pada jaman kerajaan Majapahit masih berdiri, di jaman Prabu Brawijaya. Entah pada Raja Brawijaya yang keberapa, Majapahit kala itu. Konon ceritanya, menurut penuturan Mbah Karyo, bukit Si Kambang kala itu dalam kekuasaan ratu siluman babi bernama Dewi Penjalin.
Suatu hari, Prabu Brawijaya tengah berburu binatang di hutan seorang diri. Dari perjalanan berburunya itu, Prabu Brawijaya sampai di bukit Si Kambang, dan bertemu dengan seorang putri cantik bernarna Dewi Penjalin, yang sebenarnya seorang ratu siluman babi.
"Melihat kecantikan Dewi Penjalin, Prabu Brawijaya menjadi terpikat. Keduanya jatuh cinta, yang dilanjutkan dengan berhubungan intim," cerita Mbah Karyo.
Untuk sementara waktu, Prabu Brawijaya tinggal di bukit Si Kambang. Karena sedang dilanda asmara, keduanya selalu menghabiskan waktu sehari-harinya dengan berhubungan intim dan memadu. Setelah 40 hari lamanya tinggal di bukit Si Kambang, Prabu Brawijaya pamit pada Dewi Penjalin untuk melanjutkan perjalanannya. Sebelum pergi, Prabu Brawijaya meninggalkan sebuah tombak pusaka sambil berwasiat, jika nanti jabang bayi yang dilahirkan Dewi Penjalin menanyakan siapa orangtuanya, agar datang ke Majapahit dengan membawa tombak pusaka tersebut.
Hingga akhirnya, jabang bayi yang dikandung Dewi Penjali.n benar-benar lahir, yang ternyata lahir perempuan, dan diberinya nama Dewi Kemuning. Setelah beranjak dewasa, Dewi Kemuning menanyakan siapa ayah kandungnya. Sesuai pesan Prabu Brawijaya, Dewi Penjalin kemudian memerintahkan putrinya agar datang ke Majapahit, dengan membawa bukti tombak pusaka pemberian Prabu Brawijaya. Kedatangan Dewi Kemuning ke Majapahit, untuk mendapatkan pengakuan sebagai anak Brawijaya.
Namun ternyata, kedatangan Dewi Kemuning ke Majapahit malah membuat Prabu Brawijaya murka. Raja Majapahit itu tak mau mengakui kalau Dewi Kemuning itu putri kandungannya, dari hasil hubungannya dengan Dewi Penjalin.
"Akhirnya Prabu Brawijaya malah mengusir Dewi Kemuning, sambil melemparkan tombak tersebut, hingga mengenai kaki Dewi Kemuning," terang Mbah Karyo.
Akhirnya Dewi Kemuning kembali ke bukit Si Kambang. Perlakuan Raja Majapahit itu telah membuatnya sakit hati. Dia merasa, kalau raja Majapahit itu telah menghianati dan mempermainkan ibunya, Dewi Penjalin. Itu yang membuat Dewi Kemuning menyimpan dendam. Sejak itu pula, Dewi Kemuning berjanji, akan mempermainkan setiap laki-laki yang datang ke bukit Si Kambang, dengan balutan cinta asmara.
Dan pada akhirnya, dia akan mengambfi nyawa setiap laki-laki yang telah dia kehendaki itu. Itulah, kata Mbah Karyo, awal mula adanya pesugihan bukit Si Kambang ini. Meski begitu, Dewi Kemuning baru bisa melampiaskan dendamnya itu ratusan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 40an. Itu berawal dari kisah Kyai Mustofa, warga setempat, yang pada suatu hari melintasi bukit Si Kambang ini. Ketika itulah, tiba-tiba saja di hadapan Kyai Mustofa muncul wanita sangat cantik bernama Dewi Kemuning dalam keadaan terluka parah, karena ada sebuah tombak menancap di kakinya.
Wanita ini berjanji, bagi siapa yang bisa menolongnya, jika dia laki-laki, maka akan dijadikan suaminya dan akan diberi harta berlimpah. Tapi kalau dia wanita, akan dijadikan saudaranya. Sesuai janji, setelah Kyai Mustofa berhasil menolongnya, akhirnya dijadikan suami oleh Dewi Kemuning. Keduanya lantas menikah dan tinggal di bukit Si Kambang hingga memiliki banyak anak. Sesuai janji pula, Kyai Mustofa diberikan banyak harta yang berlimpah.
Bertahun-tahun setelah itu, Kyai Mustofa berniat membawa anak istrinya itu ke rumah, untuk dikenalkan pada keluarganya. Tapi apa yang terjadi? Keluarga Kyai Mustofa sangat kaget, wanita yang dianggap istri dan anak-anaknya itu ternyata dari bangsa babi. Akhirnya Kyai Mustofa sadar, kalau selama ini dia telah mengawini putri siluman babi. Merasa tertipu, Kyai Mustofa marah, lantas berniat membunuh babi-babi itu.
Akhirnya, babi-babi itu berlarian menuju ke bukit Si Kambang. Namun ketika dicari, babi-babi itu menghilang. Dipercaya, babi-babi itu masuk ke dalam goa yang berada di alam gaib bernama goa Si Golo-golo tadi. Dari peristiwa inilah muncul mitos, kalau di bukit Si Kambang itu tempat untuk mencari pesugihan.
"Itulah kenapa, siapa saja yang akan mencari pesugihan ini, harus masuk ke goa Sigolo-golo tadi. Meski berada di alam gaib, asal tahu caranya, pasti bisa," jelas Mbah Karyo.
Laku ritual untuk bisa mendapatkan pesugihan Si Kambang ini juga tidaklah terlalu berat. Bahkan, pesugihan yang satu ini jauh berbeda dengan pesugihan pada umumnya, yang biasanya harus menyediakan tumbal nyawa manusia tiap tahunnya. Syaratnya, ungkap Mbah Karyo, si pelaku pesugihan harus melayani Dewi Kemuning, atau ratu siluman babi penguasa bukit Si Kambang itu berhubungan intim layaknya suami istri tiap 35 hari sekali, tepatnya tiap malam bulan purnama. Meski sebutannya ratu siluman babi, namun siluman ini tak menampakkan dirinya dalam ujud aslinya, tapi menyaru sebagai perempuan cantik dan seksi, sehingga laki-laki manapun tak akan menolak ketika diajaknya berhubungan intim.
Setelah hubungan intim terjadi, maka si pelaku pesugihan bisa minta apa saja sesuai keinginannya. Dan ratu siluman babi yang dipujanya akan mengabulkannya. Sekilas, cara kerja pesugihan yang satu ini sangat enak, tak perlu menyediakan tumbal nyawa. Tapi ternyata, jelas Mbah Karyo, ratu siluman babi ini ternyata wanita yang haus birahi. Selama dia merasa puas, maka dia akan memberikan harta sesuai keinginan pemujanya, bisa emas, uang atau lainnya. Namun jika ratu siluman babi ini merasa tak puas, ya tanggung sendiri akibatnya.
"Sekali saja dia merasa tak puas, ya nyawa kita taruhannya. Kuncinya ya jangan sampai loyo di ranjang," jelas Mbah Karyo, ayah 2 anak ini.
Uniknya lagi, pesugihan yang satu ini tak ada batas waktunya. Selama ratu siluman babi merasa terpuaskan, maka selama itu pula persekutuan akan terus berlangsung. Persekutuan akan berakhir jika si pemujanyanya meninggal dunia. Sekilas, memang tak ada tumbal yang harus diberikan dalam jangka waktu tertentu. Yang dijadikan tumbal nantinya ya penganut pesugihan itu sendiri.
Menurut Mbah Karyo, setelah mati konon kaki dan tangan pelakunya akan berubah menjadi kaki babi. Dan selanjutnya, jasad dan rohnya akan hilang, tak diterima Iangit dan bumi, yang selanjutnya bergentayangan di alam gaib, menjadi pengikut dari ratu siluman babi yang dipujanya itu. Mbah Karyo sendiri sudah sering mengantar para pencari pesugihan itu. Namun dirinya juga tak tahu pasti, apakah mereka itu berhasil apa tidak dalam ritual mendapatkan pesugihan ini. Tugas Mbah Karyo sebagai juru kunci, hanyalah membuka pintu, atau mengantarkan mereka.
"Selanjutnya ya terserah mereka, tapi segala resiko silahkan tanggung sendiri. Toh begitu, saya selalu menyarankan agar jangan menempuh jalur sesat ini. Kalau kita ada kesulitan, ya mintalah pada Yang Di Atas, jangan sampai terjerumus ke jalan sesat ini," ujar Mbah Karyo wanti-wanti.
Ritual untuk mendapatkan pesugihan di bukit Si Kambang ini hanya bisa dilakukan pada malam Selasa Kliwon maupun Jum'at Kliwon. Cukup membawa kembang menyan, lalu Mbah Karyo akan mengantar pencari pesugihan ke bukit Si Kambang, yang lokasinya tak jauh dari rumahnya. Di puncak bukit ini, Mbah Karyo akan menuju dua bongkahan batu besar, di depan sebuah pohon bendo berusia tua.
Di batu inilah, ritual itu dilaksanakan. Mbah Karyo akan membakar kemenyan, membaca mantera, lalu menyampaikan apa tujuan pengalap berkah. Setelah itu, Mbah Karyo akan meninggalkan pencari pesugihan ini sendiri. Ritual ini, ibaratnya melamar Putri Celeng untuk dijadikan istrinya. Jika lamaran diterima, maka biasanya pencari pesugihan akan ditemui sesosok wanita yang sangat cantik, dan dia merasa ada di dalam sebuah goa. Nah, goa gaib inilah yang disebut dengan goa Sigolo-golo.
"Dari pertemuan itu, terjadi kesepakatan antara keduanya. Apa-apa yang harus dilakukan. Yang tahu isi kesepakatan itu ya mereka sendiri," ungkap Mbah Karyo.
Proses pertemuan itu bisa diartikan sebagai lamaran pada ratu siluman babi. Jika lamarannya diterima, maka pencari pesugihan akan diterimanya. Namun jika ditolak, maka si siluman babi tak akan menemuinya. Jika diterima, maka si pelaku pesugihan akan pulang, dan disuruh mempersiapkan sebuah kamar khusus, yang merupakan kamar pemujaan. Di kamar inilah, nantinya, setiap malam bulan purnama, ratu siluman babi akan datang, meminta jatah hubungan intim pada pemujanya.
Dan pada malam bulan purnama itu, haruslah disajikan beberapa sesajen, diantaranya teh tawar, kopi pahit, wedang jembawuk, srabi, klepon, juga gulo klithik. Jadi cara kerja pesugihan ini sangat simple. Setiap malam bulan purnama ratu siluman babi akan datang menemui pemujanya, lantas keduanya melampiaskan nafsu. Setelah mereka berhubungan dan ratu siluman babi merasa terpuaskan, maka dia akan memberikan imbalan berupa harta kekayaan. Sudah 10 tahun lamanya, Mbah Karyo menjadi juru kunci bukit Si Kambang. Selama itu pula, Mbah Karyo sudah banyak mengantar para pemburu pesugihan ini. Toh begitu, Mbah Karyo juga sering mengingatkan pada para tamunya, agar jangan menempuh jalur sesat ini.
"Meski sebutannya sebagai pesugihan, namun belum tentu juga terkabul. lbaratnya kita melamar, ya kadang ada yang diterima, namun ada juga yang ditolak," pungkas Mbah Karyo.