Rabu Pon, 27 November 2024
Ada banyak aliran dalam yoga. Tentunya, setiap aliran mempunyai filosofi, pengikut, dan ciri yang berbeda. Meski demikian, bukan berarti satu aliran tertentu mempunyai kualitas yang lebih bagus dibandingakan dengan aliran yang lain. Setiap aliran baik untuk dipraktikkan, sejauh aliran tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita. Hal itu sebagaimana diutarakan oleh Erikar Lebang dalam bukuunya Yoga Sehari-Hari, “Yoga bersumber pada aliran yang sama. Tidak tepat jika kita menempatkan satu aliran Iebih sempuma di antara yang lain. Lebih tepat jika fokus kita diarahkan terhadap apa yang dianggap paling sesuai dengan keinginan kita.”
Walaupun ada banyak aliran dalam yoga, tetapi pada prinsipnya yoga mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk membangunkan kesadaran, baik di dalam tubuh maupun jiwa. “Ada banyak tradisi yoga yang menawarkan teknik dan fokus yang berbeda, tapi semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membangunkan kesadaran, baik dalam tubuh maupun jiwa.” Pada dasamya setiap aliran dalam yoga mempunyai garis keturunan yang sama. Bahkan, sebenamya, pendiri tiga jenis yoga utama (Ashtanga inyasa, iyengar, dan Viniyoga) adalah dua murid almarhum Tirumalai Krishnamacharya, seorang guru yoga yang telah mengembangkan berbagai jenis yoga fisik yang sangat populer abad ini. ltu berarti, apa pun aliran yang kita praktikkan, sebenamya bersumber pada satu aliran pokok yang sama.
Secara garis besar, yoga terbagi daiam empat jenis, yaitu Jnana Yoga, Bhakti Yoga, Karma Yoga, dan Raja Yoga. Keempat aiiran ini juga sering disebut dengan aliran klasik yoga.
1. Jnana Yoga
Aiiran Jnana yoga menggunakan metode “penyatuan" melalui ilmu pengetahuan, atau ada juga yang menyebutnya dengan pengetahuan spiritual. Sebagaimana dituliskan Yuda Wirawanda dalam buku Kedahsyatan Terapi Yoga, “Seseorang mendekatkan diri kepada Tuhan dan alam sekitar dengan menggunakan pengetahuan spiritual.” Orang-orang yang memliki pengetahuan spiritual, akan mendapat ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Biasanya, Jnana Yoga dipraktikkan oieh para intelektual, dengan cara mengikis kebodohan manusia. Landasan filosofinya, dengan terkikisnya kebodohan, manusia akan semakin pandai. Semakin pandai manusia, terhapusiah kemiskinan, ketidakadilan, dan kesewenangan. Dengan kondisi yang demikian, dunia akan semakin damai. Semua itu dikarenakan manusia tahu akan hakikat
dirinya dan dengan mengetahui hakikat dirinya, manusia akan tahu hakikat Tuhannya. itulah prinsip yang dianut para praktisi Jnana Yoga.
2. Bhakti Yoga
Bhakti Yoga merupakan aliran yang memfokuskan diri untuk menuju hati. Jika seorang praktisi yoga berhasii menerapkan esensi dari Bhakti Yoga, ia akan dapat meiihat kelebihan orang lain. Selain itu, ia juga akan dapat menemukan cara dalam menghadapi sesuatu. Keberhasilan yoga ini juga membuat praktisi yoga menjadi lebih welas asih dan menerima segaia yang ada di sekitamya, karena dalam yoga ini diajarkan untuk mencintai alam dan beriman kepada Tuhan.
Bhakti Yoga juga diiakukan dengan cara berbakti kepada Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Semuanya diiakukan dengan cinta tanpa memilki pamrih. Tidak nanya cinta pada Tuhan, tetapi juga pada semua makhluk ciptaan-Nya, karena mencintai ciptaan-Nya merupakan manifestasi dari mencintai Sang Pencipta. Tidak hanya mencintai sesama manusia, binatang, tumbuhan, dan batu-batuan pun menjadi bagian yang dicintai seorang praktisi Bhakti Yoga. “Kita tidak boleh hanya merenung dan berpikir mengenai spiritualitas. Kita harus mengabdikan pengetahuan ini kepada lingkungan dan dalam masyarakat,” tulis Wirawanda dalam sumber yang sama.
3. Karma Yoga
Inti dari ajaran Karma Yoga adalah untuk menjalani kehidupan tanpa pamrih. Praktisi Karma Yoga tidak pemah mengeluh menghadapi persoalan hidupnya. Semua masalah dipandang sebagai akibat dari karma, maka segalanya harus diterima dan dihadapi. Karma Yoga mengajarkan manusia untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan, bukan melarikan diri dari persoalan.
Masih menurut Wirawanda, segala pekerjaan yang dilakukan manusia harus berlandaskan untuk diri sendiri, alam, dan Tuhan. “Karma yoga memandang manusia harus imbang secara pengetahuan dan perbuatan untuk memperoleh pencerahan dan pembebasan. Sikap ini diwujudkan dengan melakukan kegiatan dan pekerjaan yang tidak hanya ditujukan untuk diri sendiri. Kita melakukan semuanya demi berbuat baik pada sesama, alam, dan Tuhan”.
4. Raja Yoga
Raja Yoga memuat berbagai disiplin fisik dan pikiran, semua dilakukan dengan tujuan hendak menuju kepenyatuan seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Hasil dari semua itu disebut pencerahan. Yoga ini melakukan penyatuan melalui penguasaan pikiran dan mental, dengan menitikberatkan pada teknik meditasi dan kontemplasi. Yoga ini mengarah pada cara penguasaan diri, sekaligus menghargai diri sendiri dan sekitarnya. Raja yoga merupakan dasar dari Yoga Sutra. Lebih jauh lagi, Wirawanda menuliskan bahwa mempraktikkan Raja Yoga merupakan puncak dan tujuan dari latihan yoga.